referensi karya_Analisis
Karya Seni Lukis "Anak-anak di Ibu Kota"
Abstrak:Keberadaan seni lukis realisme saat ini tidak lepas dari upaya yang telah di lakukan oleh orang-orang sebelum kita dan seni lukis realis selalu berusaha menampilkan kehidupan sehari-hari dari karakter, suasana, dilema, dan objek, untuk mencapai tujuan Verisimilitude (sangat hidup), sehingga kerap kali disebut dengan peniruan dari obyek sebenarnya, Cuma pada pengungkapannya tergantung pada siapa saja yang ingin mencoba untuk menggambarkannya.Dede Eri Supria dengan karyanya “Anak-anak di Ibu Kota” yaitu karya tahun 1984. Salah satu karya yang ikut menopang keberadaan Dede sebagai seniman dalam dunia seni lukis. Penggambaran karyanya dengan gaya 'superrealis' seperti ketepatan optik pada bidikan kamera. Lukisan Dede ibarat fotografi realitas yang muncul sebagai dokumentasi bercerita tentang suasana jaman atau era.
Pendahuluan
Dede Eri Supria Ia merupakan seorang seniman realistis. Namun seperti apa yang telah di apresiasi oleh publik, realisme yang digunakan oleh seorang Dede Eri Supria tidaklah terpresentasi dalam wujud realisme yang “biasa”. Karya yang hadir dalam kanvas-kanvasnya bukanlah sekedar representasi visual, melainkan juga representasi sosial.
Lukisan Dede hampir selalu menyiratkan akan kebingungan, kegetiran dan kekecewaan. Karya seorang Dede Supria disamping mengangkat mengenai kaum “kecil” di kota besar, ia juga mengangkat tentang fenomena sosial yang lain yang kini banyak terjadi seperti produk-produk yang meneror produk lokal, polusi industri, masalah hak asasi manusia, ketenagakerjaan, penyakit AIDS, badut-badut jalanan, peperangan, perdamaian, emansipasi, kekerasan kota, dll.Yang salah satu nya adalah Lukisan yang bertema “Anak-anak di Ibu Kota”,1984.
Metode
Dalam menganalisis lukisan karya Dede Eri Supria ini saya memutuskan untuk menggunakan teori Semiotika. Teori Semiotika yang berarti memahami suatu hasil karya seni melalui tanda-tanda, ikon dan bentuk yang ada di dalam suatu karya seni membuat penikmat seni dapat lebih memahami obyek-obyek yang terdapat di dalam karya seni tersebut. Selain itu, dengan perspektif semiotika, sebagai contohnya penikmat lukisan lebih dapat memahami suatu lukisan dengan lebih mendetail yaitu melalui tanda, bentuk serta warna yang ditampilkan dalam suatu karya lukisan.
Analisis
Lukisan berjudul "Anak-anak di Ibu Kota"ini merupakan Karya seni Dede Eri Supria yang dibuat pada tahun 1984 lukisan dengan dimensi karya 228 cm × 130 cm menggunakan kanvas dan cat minyak.
Pokok tema karyanya berangkat dari komentar-komentar sosial-politik, masyarakat kelas bawah di pemukiman kumuh, persoalan kemajuan teknologi dan informasi produk yang dipertentangkan dengan kemelaratan dan keterpurukan masyarakat kelas bawah. Karya Dede memprovokasi munculnya "realiste fotografis" yang tak disentuh perupa lainnya pada era sebelumnya, menggambarkan anak-anak ibu kota yang kehilangan lahan bermain dengan mainan gerobak kayu sebagai gambaran ketertinggalan di tengah pembangunan gedung-gedung pencakar langit di latar belakang.
Kesimpulan
Setiap karya seni khususnya seni lukis, hendaknya memberikan manfaat pada masyarakat atau kehidupan masyarakat.Karya yang mengangkat tema-tema fenomena sosial,Dede Eri Supria dengan karya nya “Anak-anak di Ibu Kota”pada tahun 1984,menggambarkan anak-anak ibu kota yang kehilangan lahan bermain dengan mainan gerobak kayu sebagai gambaran ketertinggalan di tengah pembangunan gedung-gedung pencakar langit di latar belakang.
Komentar
Posting Komentar